4 Strategi Agar Bisnis Anda Dapat Bertahan Saat Pandemi
Frans
Seperti yang kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 telah mengobrak-abrik perekonomian negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Banyak orang kehilangan pekerjaan atau menerima pemotongan gaji, dan lebih banyak lagi bisnis yang bangkrut dan terpaksa mem-PHK karyawannya.
Namun meskipun pandemi belum berakhir dan resesi masih menghantui di depan mata, perlahan-lahan ekonomi mulai pulih, stabil, dan sektor usaha pun mulai merangkak lagi, baik itu UMKM maupun korporasi. Lalu bagaimana pebisnis harus mengatur strategi supaya usahanya dapat terus bertahan di masa pandemi yang belum tahu kapan ujungnya ini?
Ada 4 strategi yang bisa dilakukan supaya usaha Anda dapat bertahan di masa pandemi, new normal, bahkan saat resesi nanti. Strategi pertama adalah melakukan digitalisasi bisnis. Strategi kedua adalah melakukan inovasi pada business model. Berikutnya adalah mengubah strategi marketing untuk menyesuaikan situasi pandemi. Dan terakhir adalah menyiapkan dana darurat.
1. Digitalisasi Bisnis
Larangan untuk berkumpul dan keluar rumah jika tidak mendesak berarti menutup kemungkinan calon penjual untuk berinteraksi dengan calon pembeli. Tetapi masih ada cara supaya kedua pihak tersebut bisa bertemu: dunia maya.
Melakukan transaksi secara online di dunia maya sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda. Beragam marketplace, jasa pembayaran digital, dan ribuan online shop bahkan sudah bertebaran sejak sebelum pandemi Covid-19 muncul. Hanya saja pada saat itu mayoritas bisnis, terutama UMKM, belum membuka dan mengoptimalkan layanan digitalnya.
Namun di masa pandemi seperti ini, tidak ada alasan lagi untuk tidak go digital. Digitalisasi bisnis yang paling mudah dilakukan adalah membuat online shop di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee, dan di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Digitalisasi seperti ini juga murah karena tidak memakan biaya apapun kecuali biaya internet.
Jika bisnis Anda tidak memungkinkan untuk dijual di online shop, misalnya hotel, restoran, atau salon, Anda masih bisa melakukan digitalisasi melalui situs atau aplikasi direktori seperti Gojek, Grab, Traveloka, TripAdvisor, Agoda, PegiPegi, dll. Anda bisa menghubungi contact support dari masing-masing direktori tersebut untuk bertanya mengenai persyaratannya.
Atau jika Anda mempunyai dana yang cukup, Anda bisa membuat website sendiri yang di dalamnya terdapat toko online dengan sistem payment gateway. Payment gateway adalah metode pembayaran yang memungkinkan pembeli untuk membayar dengan kartu kredit, direct debit, e-banking, atau melalui minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Dengan payment gateway, Anda dapat menerima pembayaran melalui Visa, Mastercard, Paypal, BCA KlikPay, dll.
2. Melakukan Inovasi pada Model Bisnis
Jika Anda sudah melakukan digitalisasi bisnis tetapi belum begitu terasa manfaatnya, Anda bisa melakukan inovasi pada model bisnis Anda. Ada banyak sekali bisnis yang berinovasi untuk menyesuaikan diri dengan situasi pandemi Covid-19 sehingga bisnis-bisnis tersebut dapat bertahan dan tidak gulung tikar.
Contoh inovasi-inovasi yang sudah terbukti berhasil dilakukan adalah: bisnis pakaian mengeluarkan produk APD seperti masker, bisnis makanan menjual bumbu racik dan frozen food, dan bisnis penginapan seperti hotel mengubah model bisnisnya menjadi kos-kosan dengan tarif yang lebih murah.
Inovasi-inovasi seperti contoh di atas memang tidak serta-merta menghasilkan keuntungan besar, tetapi cukup oke untuk bertahan dan meringankan biaya operasional. Tidak semua sektor usaha juga bisa melakukan inovasi model bisnis seperti ini. Tetapi jika Anda kreatif dan tidak berhenti untuk mencari ide-ide inovatif, pasti Anda akan menemukan inovasi yang cocok untuk model bisnis Anda.
3. Mengubah Strategi Marketing
Melakukan digitalisasi bisnis sebenarnya sudah termasuk pada pengubahan strategi marketing. Tetapi ada kalanya digitalisasi bisnis saja tidak cukup. Anda harus melakukan strategi marketing secara digital juga.
Salah satu contohnya adalah mengiklankan produk atau jasa Anda melalui iklan digital seperti Facebook Ads, Google Ads, dan Instagram Ads. Selain itu masih ada juga PPC (pay per click) di mana biaya yang Anda keluarkan disesuaikan dengan jumlah klik yang didapat pada iklan Anda. Anda dapat mengarahkan iklan-iklan digital ini ke online shop atau situs Anda sehingga orang yang tertarik dapat langsung membeli produk atau jasa Anda di situ. Anda tidak perlu khawatir pada biaya iklan digital karena hampir semua layanan iklan digital menyesuaikan bujet yang Anda bersedia untuk bayar. Pembayaran dilakukan di muka, baru setelah itu iklan dijalankan sampai bujet yang Anda bayarkan habis.
Selain iklan digital, Anda juga bisa melakukan endorsement kepada influencer. Jika bujet Anda ketat, Anda bisa menggunakan nano influencer. Nano influencer mempunyai 1000 hingga 10000 followers (pengikut) sehingga tarif untuk membayar jasa mereka sangat murah dibandingkan influencer kelas kakap yang punya jutaan followers (pengikut).
Selain strategi marketing secara digital, Anda juga bisa membuat strategi baru yang out of the box tapi masih relevan dengan model bisnis Anda. Contohnya adalah hotel yang menyediakan fasilitas streaming virtual bagi para tamu undangan yang tidak bisa datang ke hotel untuk menghadiri acara pernikahan karena adanya pembatasan sosial. Mereka dapat menonton acara tersebut melalui aplikasi streaming virtual seperti Zoom atau Google Meet.
Atau Anda juga bisa meniru strategi Pizza Hut yang jemput bola dengan cara menjual produk-produknya di tepi jalan. Cara lain yang mirip dengan itu adalah menyulap mobil Anda menjadi mobil toko, di mana Anda bisa berdagang secara berkeliling dan berhenti di tempat strategis untuk berjualan. Terakhir, Anda bisa membuka sistem dropship untuk dagangan Anda. Dengan demikian Anda tidak hanya memperluas jaringan marketing tetapi juga berkesempatan membantu orang lain yang kehilangan pekerjaan.
4. Siapkan Dana Darurat
Jika ketiga strategi di atas sukses Anda jalankan, maka seharusnya Anda mulai mengeruk keuntungan walaupun tidak sebesar sebelumnya saat masih belum ada pandemi. Alokasikan sebagian keuntungan Anda untuk dana darurat, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di bulan-bulan berikutnya.
Anda mungkin harus memotong beberapa anggaran yang tidak benar-benar dibutuhkan untuk mengisi dana darurat ini. Bahkan Anda mungkin harus menahan diri untuk tidak memperbanyak stok barang dagangan untuk beberapa bulan ke depan. Tapi dalam kondisi force majeur dan resikonya terhadap bisnis, keberadaan dana cair itu lebih penting daripada stok barang dan hal-hal lainnya.
Besaran dana darurat itu sendiri sebaiknya 6 kali biaya operasional dasar. Bila biaya operasional dasar Anda (di luar gaji karyawan) adalah 10 juta setiap bulan, maka pastikan Anda punya dana darurat sebesar 60 juta. Jika suatu saat pandemi Covid-19 sudah berlalu, atau negara kita sudah pulih dari resesi ekonomi, Anda bisa menggunakan dana darurat tersebut untuk modal mengembangkan bisnis.
Itulah 4 strategi bisnis yang bisa Anda jalankan dengan segera supaya bisnis Anda dapat bertahan di tengah pandemi dan resesi yang akan datang. Selamat mencoba.
