Ayo Bangkit dari Resesi dengan Memaksimalkan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Frans

Jika Anda rajin membaca berita ekonomi, kabar resesi dan potensi resesi dunia mungkin tidak luput dari perhatian Anda. Resesi sendiri merupakan kondisi di mana perekonomian sebuah negara mengalami penurunan selama dua triwulan berturut-turut.

Indonesia masuk resesi karena menurut press release Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan I 2020 adalah 2,97%, triwulan II turun 5,32%, triwulan III diprediksi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani akan berada di kisaran minus 2,9%.

Penyebab Perekonomian Nasional Turun

Pertumbuhan perekonomian Indonesia turun karena meluasnya penularan virus Covid-19 yang membuat pemerintah terpaksa membatasi pergerakan masyarakat untuk mencegah meluasnya penularan. Akibat pembatasan ini (PSBB), masyarakat kesulitan melakukan aktivitas ekonomi seperti bekerja, berproduksi, bertransaksi jual-beli.

Menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat ini terjadi bukan karena masyarakat tidak mempunyai daya beli untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti belanja kebutuhan sehari-hari atau belanja konsumtif, tetapi masyarakat takut terpapar virus Covid-19 dan pergerakan masyarakat pun dibatasi dengan adanya peraturan PSBB.

Sebagai bukti, BPS mencatat penurunan konsumsi rumah tangga dari triwulan 1 hingga triwulan 3 tahun 2020 pada penjualan makanan dan minuman, pakaian, bahan bakar kendaraan, perlengkapan rumah tangga, peralatan informasi dan komunikasi seperti smartphone dan laptop, unit kendaraan seperti mobil dan sepeda motor, jasa angkutan umum seperti bus, kereta, dan pesawat, jasa perawatan tubuh, serta pariwisata dan rekreasi.

Dengan menurunnya konsumsi rumah tangga maka konsumsi dalam negeri juga ikut turun karena konsumsi rumah tangga menyumbang 60% dari total PDB (Produk Domestik Bruto) dan 58% dari total investasi. Konsumsi rumah tangga memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional. Bahkan bisa dibilang konsumsi rumah tangga adalah ujung tombak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Jalan Keluar dari Anjloknya Konsumsi Rumah Tangga

Seperti yang kita ketahui bersama, pemerintah telah mengadakan berbagai program BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan Bansos (Bantuan Sosial) untuk membantu masyarakat dan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan program bantuan ini, penurunan ekonomi yang mencapai 5,32% di triwulan II sudah membaik hingga pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi hanya berada di minus 2,9% di triwulan III. Bila trend ini berlanjut, pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2020 tidak akan turun lagi dan di triwulan I 2021 sudah kembali positif.

Supaya trend ini terus berlanjut dan pertumbuhan ekonomi cepat kembali positif, kita sebagai masyarakat sebaiknya meningkatkan konsumsi akan produksi dalam negeri. Kita bisa membantu UKM dan masyarakat di sekitar kita dengan cara membeli produk dan jasa mereka. Dengan demikian kita dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kita, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan perekonomian di sekitar kita.

Menghemat pengeluaran bukanlah satu-satunya opsi yang kita miliki karena penghematan hanya akan menyelamatkan diri Anda sendiri tetapi tidak menggerakkan perekonomian di sekitar kita. Mungkin kita semua berpikir menghemat, menabung, dan mempunyai dana darurat adalah langkah yang logis untuk selamat dari resesi. Itu memang benar tetapi itu tidak memutar roda perekonomian di sekitar kita menjadi lebih kencang. Bila perekonomian sekitar kita tidak membaik maka perekonomian nasional juga tidak akan membaik. Dan bila perekonomian nasional ambruk akibat resesi maka penghematan yang Anda lakukan juga tidak akan banyak menolong.

Selain itu, kita juga harus meningkatkan literasi digital dan mendorong aktivitas perekonomian secara digital. Digitalisasi aktivitas perekonomian ini sangat penting dilakukan supaya kita sebagai masyarakat tetap bisa melakukan produksi dan transaksi jual beli tanpa banyak melakukan kontak fisik supaya penyebaran virus Covid-19 dapat dicegah.

Apabila kita sebagai masyarakat bisa menjadi pelaku usaha dan memproduksi kebutuhan dari rumah, melakukan transaksi jual beli secara digital, maka pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa dikencangkan lagi. Inilah yang akan membantu memulihkan perekonomian nasional.

Ayo Bangkit Bersama

Ekonomi negara kita terjerumus ke jurang resesi karena turunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Penurunan ini terjadi bukan karena masyarakat tidak punya daya beli, tetapi terkendala oleh pandemi dan adanya peraturan PSBB.

Kita bisa bangkit bersama membantu memulihkan perekonomian nasional. Ayo tingkatkan perekonomian di sekitar kita. Belilah produk dan jasa dari teman sendiri dan masyarakat sekitar, baik secara tatap muka maupun digital. Hentikan pandemi dengan saling menjaga dan patuhi protokol kesehatan. Semakin cepat pandemi berakhir, semakin cepat kita bisa pulih. Dan ambil hikmah dari pandemi serta resesi. Tingkatkan kemampuan kita bersama.

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang