4 Tips Mengelola Utang Saat Resesi
Frans
Salah satu bukti bahwa resesi sedang melanda suatu negara adalah meningkatnya angka non performing loan (NPL) atau yang biasa disebut kredit macet. Di Indonesia sendiri, per Mei 2020, angka NPL ini mulai bergerak naik ke 2,8%. Meningkatnya angka NPL adalah salah satu efek domino dari pandemik Covid-19 yang masih berlangsung. Masyarakat tidak mampu membayar tagihan utang akibat terkena lay off atau pemotongan gaji dari perusahaannya.
Bagi sebuah negara yang sedang mengalami resesi, dibutuhkan jeda waktu yang cukup panjang untuk memulihkan kondisi perekonomian negara tersebut dari fase resesi. Proses pemulihan resesi tidak bisa semudah dan secepat membalikkan telapak tangan, bahkan tidak menutup kemungkinan akan berjalan semakin lambat apabila pandemik Covid-19 tidak segera berakhir. Selama pandemik belum berakhir, resesi akan terus terjadi dan angka NPL akan terus naik.
Untuk menghadapi ancaman resesi ini, masyarakat sebaiknya menyiapkan dana likuid atau uang tunai setidak-tidaknya 30% dari penghasilan bulanan. Dana ini nantinya bisa digunakan sebagai dana darurat. Besaran dana darurat sendiri idealnya adalah 3 kali gaji bulanan bagi yang belum berkeluarga atau punya tanggungan, dan 6 kali gaji bulanan bagi yang sudah berkeluarga atau punya tanggungan. Artinya Anda sebaiknya menabung 30% gaji bulanan selama 10 bulan atau 20 bulan tergantung dari status dan jumlah tanggungan Anda saat ini.
Menyiapkan dana darurat ini akan lebih mudah dilakukan bila Anda tidak mempunyai beban tagihan utang yang harus dibayar setiap bulan. Karena itu bila saat ini Anda tidak punya beban utang, sebaiknya jangan mengambil kredit atau cicilan, apalagi untuk kebutuhan konsumtif. Tapi jika kebetulan Anda punya tagihan kredit yang harus dibayar setiap bulan, Anda harus bijak dalam mengelola utang. Berikut adalah 4 tips dari amalan yang bisa Anda gunakan untuk mengelola utang di tengah-tengah resesi. Bagi Anda yang tidak punya utang, tips ini juga berguna bagi Anda dalam menyiapkan dana darurat.
Cara Mengelola Utang Saat Resesi
Tips pertama, buat catatan pemasukan dan pengeluaran dengan jelas. Bila Anda mempunyai lebih dari satu sumber penghasilan dan besarannya tidak tetap (contoh: komisi), Anda harus tahu berapa total pemasukan yang Anda terima setiap bulan. Begitu juga dengan pengeluaran seperti biaya makan, tagihan listrik dan air, tagihan utang, dll. Dengan demikian Anda akan lebih bijak dalam mengelola pengeluaran, seperti menghemat biaya makan, mengurangi pemakaian listrik dan air, atau menghentikan pengeluaran yang tidak perlu. Penghematan ini akan memudahkan Anda untuk menyisihkan 30% pemasukan untuk dana darurat.
Tips kedua, buat catatan aset likuid. Anda harus tahu dan mencatat secara jelas berapa total aset likuid yang Anda miliki saat ini. Aset likuid adalah aset yang dapat diubah kedalam uang tunai dalam waktu yang relatif cepat dan pada nilai yang wajar. Beberapa contoh aset likuid adalah tabungan, saham, reksadana, reksadana pasar uang, deposito, dan beberapa jenis obligasi. Dengan mengetahui total aset likuid, Anda akan punya kalkulasi berapa dana yang bisa Anda dapatkan bila mencairkan aset-aset tersebut. Anda bisa menggunakan aset-aset tersebut untuk membayar utang dan menyiapkan dana darurat.
Tips ketiga, prioritaskan membayar utang berbiaya tinggi. Di tengah ancaman resesi seperti ini, Anda mungkin kesulitan membayar utang sesuai kewajiban. Tapi Anda juga harus tahu bahwa semakin Anda menunda membayar utang maka tunggakan utang Anda akan semakin besar, dan ini belum termasuk gangguan kenyamanan dari bank atau debt collector. Karena itu sebaiknya Anda memprioritaskan utang yang jumlah cicilannya atau beban bunganya paling tinggi.
Tips keempat, dapatkan keringanan utang bersama amalan. Jika Anda tidak sanggup membayar utang sekaligus menyiapkan dana darurat secara bersamaan, Anda bisa berkonsultasi dengan amalan. amalan akan membantu meringankan utang Anda. Kami telah dipercaya oleh berbagai bank dan lembaga-lembaga kredit lainnya, juga telah terdaftar dan diawasi OJK.
Kami telah membantu jutaan orang yang kesulitan membayar utang perbankan seperti kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan cara menegosiasikan potongan utang dan merancang rencana pelunasan dengan cicilan yang lebih terjangkau untuk Anda. Selain itu Anda juga bisa mendapatkan program perlindungan dari debt collector yang meresahkan dengan amalanPROTECT.
Dengan program keringanan utang dari amalan dan perlindungan dari amalanPROTECT, Anda tidak saja terlindungi dari debt collector tetapi juga dari penjualan aset-aset likuid Anda yang berharga. Dengan demikian Anda akan mempunyai dana lebih untuk digunakan sebagai dana darurat guna menghadapi resesi yang sudah di ambang pintu.
amalan bertekad untuk turut membantu menekan angka kredit macet dengan cara meringankan utang masyarakat supaya roda perekonomian terus bergerak di tengah-tengah ancaman resesi.