Cerita Sukses Para Pengusaha Muda Indonesia
Finley Susanto
Meraih mimpi menjadi seorang pengusaha memang susah-susah gampang. Tidak jarang ditemui pengusaha yang jatuh bangun dalam membangun bisnisnya, belum lagi kisah-kisah para pengusaha lain yang keluar dari universitas ternama untuk membangun bisnisnya seperti Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Beralih ke dalam negeri, banyak juga pengusaha muda yang sukses meniti karir dari bawah. Bentuk usaha yang sedang naik daun saat ini berupa startup, yaitu jenis perusahaan baru yang didesain untuk bertumbuh dengan cepat. Seringkali orang menganggap startup harus berupa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan mendapatkan pembiayaan dari venture, serta harus melakukan exit, Namun sebenarnya inti dari startup adalah harus ada perkembangan yang cepat di dalamnya.
Berikut kami tampilkan beberapa cerita sukses pengusaha muda Indonesia di bidang startup:
Nadiem Makarim dari GO-JEK
Siapa yang tidak kenal Gojek? Sebuah aplikasi ojek online yang memudahkan banyak penggunanya untuk memesan ojek dalam memenuhi segala kebutuhan mulai dari ojek pribadi, kurir, pembeli makanan, bahkan saat ini lini bisnisnya sudah berkembang sampai mengirim jasa tukang pijat dan jasa pembersih ruangan. Sosok dibalik GO-JEK adalah Nadiem Makarim. Lulusan Harvard Business School ini memulai karirnya sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan konsultan. Karir yang dicapai tidak langsung di posisi puncak, namun bertahap hingga menjadi Managing Editor di sebuah fashion online marketplace.
Setelah mengumpulkan pengalaman di beberapa perusahaan, Nadiem mendirikan GO-JEK. Gagasan awal usaha ini muncul dari pengamatan Nadiem dan rekannya, Mihaelangelo Moran, yang sering melihat banyak supir ojek pangkalan yang menghabiskan waktu dalam sehari hanya untuk menunggu pelanggan yang datang ke pangkalan ojek mereka. Diiringi dengan jiwa sosial untuk meningkatkan kesejahteraan para supir ojek, maka muncullah usaha yang diimbangi dengan teknologi yang membuat sistem pencarian pelanggan lebih efektif. Saat ini GO-JEK sudah bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang beroperasi di 10 kota besar di Indonesia. GO-JEK menjadi gebrakan baru dalam transportasi online di Indonesia. Memesan ojek hanya lewat mobile app dan layanan yang Anda butuhkan hadir dalam waktu beberapa menit saja.
William Tanuwijaya - Tokopedia
Selepas mengenyam pendidikan di bidang Teknologi Informasi di Universitas Bina Nusantara, William Tanuwijaya memulai karirnya sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan software di Jakarta. Sebenarnya William sendiri sudah terbiasa bekerja sejak masih duduk di bangku kuliah. Ia sempat menghabiskan waktu dengan menjaga warung internet (warnet) dari pagi hingga malam. Saat-saat kuliah inilah yang sering dimanfaatkan William untuk mengembangkan bakatnya dengan membuatkan website untuk berbagai toko online. Ia membantu para penjual untuk membetulkan fungsi-fungsi situs yang tidak bekerja, di sinilah ide untuk membuat konsep marketplace berbasis lokal muncul. William memiliki ide untuk membuat situs terpercaya yang sederhana dan menarik untuk para pedagang, sehingga mereka tidak perlu repot-repot membangun situs sendiri.
Bersama dengan rekannya, Lenotinus Alpha Edison, ia membangun Tokopedia dari bawah. Ia pun mulai mengajukan pendanaan ke berbagai venture capital, dari sini proses presentasi dimulai. Kerja keras pun membuahkan hasil, Tokopedia berhasil mendapatkan pendanaan yang cukup banyak. Saat ini Tokopedia sudah menjadi perusahaan internet pertama di Asia Tenggara yang berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$ 100 juta dari investor serupa yang pernah mendanai Alibaba, Google, Instagram, WhatsApp, dan perusahaan teknologi lainnya.
Ferry Unardi - Traveloka
Berbeda dengan kedua startup founder sebelumnya, Ferry Unardi, dari Traveloka justru sebelumnya tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang entrepreneur. Lulus dari Purdue University, Ferry memulai karirnya sebagai software engineer di Microsoft. Ide awal untuk mendirikan Traveloka sendiri muncul berdasarkan pengalamannya selama mengenyam pendidikan di negeri Paman Sam. Ferry sering merasa kesulitan dalam memesan tiket pesawat untuk pulang ke kampung halamannya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperkirakan rute yang harus diambil dalam pemesanan pesawat. Ide inilah yang membuatnya sadar bahwa bergelut di industri e-ticketing.
Pergerakan Traveloka semakin terlihat karena semakin tingginya orang yang memanfaatkan situs tersebut untuk memesan tiket pesawat maupun hotel. Kemudahan tersebut didukung dengan adanya mobile app yang tidak jarang malah memberikan harga yang lebih miring dibanding saat melakukan pengecekan harga di situs Traveloka sendiri. Seiring dengan pertumbuhannya, Traveloka juga telah melakukan kerjasama dengan berbagai maskapai penerbangan serta berbagai metode pembayaran di Indonesia. Saat ini Traveloka sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa venture capital ternama.
Cynthia Tenggara - Berry Kitchen
Founder startup di Indonesia tidak hanya didominasi oleh pria saja, figur-figur wanita juga banyak yang unjuk gigi, salahs satunya adalah Cynthia Tenggara. Lulus dari Universitas Pelita Harapan, founder Berrykitchen ini memulai karirnya sebagai tim kreatif dan salah satu stasiun TV lokal di Indonesia. Berlanjut dari situ, ia juga sempat berperan sebagai public relations, marketing, dan account manager di beberapa perusahaan swasta di Indonesia. Setelah puas ‘mengenyam pendidikan’ di berbagai perusahaan swasta, Cynthia pun memulai karirnya sebagai seorang wirausaha dengan mendirikan Berrykitchen.
Ide bisnis ini muncul dari kesulitan yang ia hadapi dalam mencari makan siang dengan terjangkau dan memiliki menu variatif, saat masih menjadi seorang karyawan swasta. Bisnis ini pun dimulai pada tahun 2012. Berrykitchen berdiri sebagai perusahaan food e-commerce pertama dan terbesar di Indonesia. Sistem kerjanya pun unik, pelanggan bisa membeli online catering dengan cara membeli poin, yang kemudian dapat digunakan untuk membeli makanan. Berrykitchen sendiri mendapatkan dana sebesar Rp 500 juta dari ANGIN, sebuah angel investor yang berada di bawah Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI). Layanan yang diberikan Berrykitchen juga mulai berkembang, tidak hanya sebagai penyedia makan siang, ia juga menjadi penyedia layanan ready-to-eat yang bisa dipesan sepanjang hari. Layanan lainnya adalah berupa ready-to-cook sehingga orang-orang yang ingin mencoba resep yang ditampilkan di situs Berrykitchen bisa langsung mempraktikkan tanpa harus repot-repot berbelanja. Cukup dengan memesan, seluruh bahan-bahan dan bumbu yang diperlukan akan langsung dikirimkan, pelanggan pun tinggal mengikuti panduan memasak di situs resmi Berrykitchen.
Melieyana Tjioe - Gogonesia
Tidak kalah dari founder startup sebelumnya, Melieyana Tjioe juga berperan sebagai founder dari Gogonesia. Startup ini bergerak di industri pariwisata, bedanya Gogonesia menyediakan sejumlah menyediakan paket tur dan wisata yang bekerjasama dengan operator lokal, untuk mengeksplor indahnya pariwisata yang ada di Indonesia. Anda tidak perlu repot-repot membandingkan paket harga antara satu operator lokal dan yang lainnya, cukup membuka situs Gogonesia dan lakukan pemesanan.
Melieyana yang sempat mengecap pendidikan di University of New South Wales, memulai karirnya dengan bekerja di beberapa perusahaan swasta di Australia sebelum akhirnya kembali ke Indonesia. Ide bisnis Gogonesia muncul saat masih tinggal di Australia, teman-temannya sempat menanyakan tentang cara paling ringkas untuk melakukan pemesanan trip lokal di Indonesia. Pendanaan yang tadinya menggunakan dana pribadi akhirnya dialihkan dengan mengikuti program dari Ideabox yang berada di bawah Mountain SEA Ventures.
Setelah membaca berbagai cerita sukses berbagai pengusaha muda di Indonesia, sebenarnya ktia dapat merangkum beberapa hal. Semua pengusaha sukses ini memulai semuanya dari bawah, semua belajar untuk memahami proses operasi dalam suatu perusahaan terlebih dahulu, tidak ada yang tiba-tiba sudah muncul di atas. Selain itu, bagi Anda yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dalam negeri, nyatanya juga memiliki peluang yang sama besarnya dengan para lulusan luar negeri! Satu lagi, tetaplah peka untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di sekitar Anda untuk dijadikan peluang usaha. Semua founder di atas berangkat dari masalah-masalah yang sering dialami atau diperhatikan sehari-hari.
Sumber:
https://id.techinasia.com/nadiem-makarim-mengubah-gojek-startup-terkenal-indonesia
https://www.tokopedia.com/about
http://www.finansialku.com/kisah-sukses-ferry-unardi-pendiri-traveloka/
http://swa.co.id/swa/profile/si-cantik-di-balik-berrykitchen
https://www.gepi.co/blog/detail/351/catering-goes-digital
https://www.gogonesia.com/about
http://hitsss.com/setipe-gogonesia-yessboss-dan-berrykitchen-startup-terpanas-versi-ideafest-2015/