3 Tips Mengelola Keuangan di Masa Resesi
Frans
Perekonomian Indonesia minus 5,32 persen di Q2 tahun 2020. Ini adalah yang terparah sejak Q1 tahun 1999. Kondisi perekonomian ini membuat Indonesia hampir tidak mungkin bisa menghindari resesi di Q3 2020.
Di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, masyarakat harus lebih hati-hati lagi dalam mengelola keuangan, terutama tabungan dan pengeluaran bulanan. Karena jika resesi benar-benar terjadi, akan terjadi PHK massal dari perusahaan-perusahaan yang gulung tikar atau mengurangi biaya operasional.
Jadi bagaimana cara mengelola keuangan jika resesi benar-benar terjadi? Berikut 4 tips yang sebaiknya Anda lakukan mulai dari sekarang.
Tips 1: Siapkan Dana Darurat
Tidak ada angka yang pasti untuk menentukan berapa besaran dana darurat yang harus Anda siapkan karena kebutuhan dan kemampuan setiap orang berbeda-beda. Tetapi idealnya, Anda setidak-tidaknya punya dana darurat sebesar tiga kali lipat penghasilan bulanan. Kalau misalnya penghasilan bulanan Anda adalah Rp. 5 juta, maka setidak-tidaknya Anda punya tabungan sebesar Rp. 15 juta untuk dana darurat.
Tapi itu adalah angka kalau Anda masih hidup sendiri dan belum punya tanggungan. Tapi jika Anda sudah berkeluarga, maka setidak-tidaknya keluarga Anda harus punya dana darurat enam kali lipat penghasilan bulanan. Jika total penghasilan keluarga Anda Rp. 10 juta setiap bulan, maka besaran dana daruratnya sebaiknya Rp. 60 juta.
Kalau kebetulan Anda belum punya tabungan sebanyak itu di rekening, sebaiknya Anda mulai meningkatkan persentase menabung dan menghemat persentase pengeluaran. Jika Anda biasanya menabung 10% saja dari penghasilan, maka sebaiknya mulai sekarang Anda naikkan menjadi 30%. Bila Anda biasanya menggelontorkan 70% penghasilan untuk pengeluaran, maka coba hemat dan tekan biaya pengeluaran Anda menjadi 50% dari penghasilan. Dengan demikian Anda akan punya banyak tabungan untuk dana darurat.
Tips 2: Pilih Investasi
Mumpung tren harga emas sedang meroket terus, maka tidak ada salahnya untuk mencoba mengeruk untung dari jenis investasi ini. Emas adalah komoditas yang mudah dicairkan dalam kondisi darurat dan resikonya rendah, sehingga bisa menjadi penolong keuangan Anda baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Selain emas, Anda juga bisa berinvestasi melalui deposito dan reksa dana pasar uang. Sama seperti emas, deposito dan reksa dana pasar uang adalah jenis aset likuid (mudah dicairkan) dan beresiko rendah.
Jenis investasi yang sebaiknya dihindari di tengah ancaman resesi ini adalah saham karena pergerakan saham di IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tengah tidak menentu akibat pandemi virus corona, dan pasti akan turun jika resesi benar-benar terjadi. Jika Anda sudah terlanjur punya investasi saham, sebaiknya segera lepas dan beralih ke investasi lain seperti emas, deposito, dan reksa dana pasar uang.
Tips 3: Batasi Pengeluaran
Memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar adalah hal yang wajib dilakukan, karena selain dapat menghemat pengeluaran secara umum, Anda juga membantu UMKM di sekitar lingkungan Anda tetap berjalan dan hidup. Ini adalah hal yang vital di tengah ancaman resesi karena bagaimanapun juga roda perekonomian di kelas menengah ke bawah harus terus bergerak.
Sedangkan untuk kebutuhan tersier yang tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup, seperti kebutuhan hobi, koleksi, atau konsumtif, sebaiknya ditahan dulu sampai negara kita benar-benar lepas dari resesi.