Gaji Sudah Lumayan, Tapi Kok Habis Terus?

Frans

Rasanya hampir semua orang menginginkan gaji yang besar, tak terkecuali saya dan Anda. Kita berpikir dengan gaji yang besar, maka kita bisa hidup enak dan memenuhi semua keinginan kita.

Padahal di situlah letak masalahnya: hidup enak dan memenuhi semua keinginan.

Beberapa bulan yang lalu sempat viral kisah seorang karyawan berpenghasilan Rp 80 juta per bulan tetapi bangkrut. Dia bangkrut karena tidak bisa membayar cicilan mobil mewah dan rumah senilai 3 milyar.

Gaji 80 juta itu angka yang fantastis loh. Bahkan sebagian dari kita mungkin tidak pernah bermimpi punya gaji sebesar itu. Tapi nyatanya, dengan gaji yang di luar impian kita pun, ada orang yang masih bisa bangkrut. Ini juga bisa terjadi pada kita.

Jadi di mana masalahnya? Gaji yang kita rasa selalu kurang, atau gaya hidup dan keinginan kita yang ketinggian?

Gaji memang bisa saja kurang terutama jika gaji Anda di bawah atau setara UMR. Tapi kalau gajinya sudah lumayan, katakanlah di atas Rp 5 juta atau mungkin sudah tembus dua digit, maka yang jadi masalah adalah gaya hidup dan keinginan kita yang ketinggian.

Kenapa kok bisa ketinggian? Karena kita tidak punya plan, anggaran, dan catatan keuangan yang mengontrol pengeluaran kita!

Jadi ya wajar saja kalau gaji kita habis terus walaupun nominal gaji kita sudah lumayan. Kita saja sering bingung kan kemana perginya uang kita padahal kita merasa tidak membeli sesuatu yang mahal-mahal. Itu karena kita: 1) tidak punya rencana bagaimana kita menggunakan uang, 2) tidak menganggarkan berapa persen untuk kebutuhan hidup, berapa persen untuk tabungan, berapa persen untuk dana darurat, dan 3) tidak membuat catatan pengeluaran sehingga kita tidak tahu pola dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita dalam mengeluarkan uang.

Cara Mengatur Keuangan Agar Gaji Satu Bulan Tidak Habis

Supaya gaji Anda tidak sekedar mampir lalu habis sebelum gajian lagi, Anda harus mengatur keuangan dengan cara yang baik. Ada dua cara untuk mengaturnya, yaitu membuat anggaran pengeluaran, dan mengelola tabungan untuk masa depan.

Cara Membuat Anggaran Pengeluaran

Sebelum kita membahas caranya, apapun yang saya tulis di bawah ini harus Anda buat dalam bentuk tabel, baik di buku catatan atau aplikasi pencatat keuangan di smartphone Anda. Setiap pengeluaran yang Anda lakukan juga harus dicatat di situ.

Janji ya? Oke kita mulai.

Anda bisa membagi sektor pengeluaran menjadi tiga, yaitu pengeluaran tetap, dinamis, dan darurat. Pengeluaran tetap adalah pengeluaran yang pasti selalu dilakukan dan besarannya tidak jauh berbeda dari bulan ke bulan. Contohnya tagihan air, token listrik, biaya internet, cicilan utang, biaya transportasi, budget makan, dll. Pastikan Anda tidak menghabiskan lebih dari 50% gaji untuk pengeluaran tetap ini. Jika ternyata lebih dari 50%, lakukan penghematan di beberapa komponen, seperti pemakaian listrik atau budget makan. Kalau Anda tergolong religius, uang amalan atau persembahan Anda sebaiknya juga dihitung sebagai pengeluaran tetap supaya aman dan tidak bocor ke sektor pengeluaran lainnya.

Nah jadi sekarang buat tabel pengeluaran tetap dan tuliskan semua komponennya di buku catatan Anda atau aplikasi pencatat keuangan di smartphone.

Sudah? Ayo kita lanjut.

Sektor pengeluaran berikutnya adalah pengeluaran dinamis. Ini adalah pengeluaran yang Anda gunakan untuk gaya hidup. Disebut dinamis karena besaran komponennya berubah-ubah, tergantung bagaimana Anda menggunakannya. Jadi Anda masih boleh nongkrong bareng teman, jalan-jalan, hangout di mall, belanja olshop, dan nonton bioskop kok. Tapi sebaiknya budgetnya tidak lebih dari 20% gaji Anda. Kalo Anda sudah menghabiskan jatah 20% ini tapi ada teman yang mengajak nongkrong, Anda harus tegas menolaknya. Tenang, bulan depan masih bisa nongkrong lagi kan?

Jadi sekarang buat tabel pengeluaran dinamis, dan jangan lupa untuk selalu mencatat setiap pengeluaran Anda ya. Ingat, jangan lebih dari 20%!

Sektor pengeluaran berikutnya adalah pengeluaran darurat. Hal-hal yang bersifat darurat memang jarang terjadi, tetapi sekalinya kejadian bisa menguras isi dompet dan rekening Anda. Contoh keadaan darurat adalah kerusakan rumah (keran bocor, saluran air mampet, atap rumah jebol), kendaraan mogok atau ban bocor, kena tilang polisi, teman atau anggota keluarga butuh pinjaman, merusakkan barang milik orang lain sehingga harus mengganti, dll. Oleh karena itu, sisihkan 10% gaji Anda untuk dana darurat ini.

Oya, karena sifatnya yang jarang digunakan, mungkin Anda akan tergoda untuk menggunakan dana darurat ini untuk kebutuhan konsumtif dan gaya hidup. Di sini Anda harus disiplin karena terkena bencana alam atau PHK juga termasuk keadaan darurat loh. Dan sudah pasti keadaan seperti itu biayanya jauh lebih besar daripada contoh-contoh kecil di atas. Hayo, masih berani utak-atik dana darurat?

Jadi sekarang buat tabel pengeluaran darurat Anda dan jangan sesekali sentuh dananya walaupun tidak ada kejadian darurat yang Anda alami di bulan ini. 

Cara Mengelola Tabungan untuk Masa Depan

Di atas kita sudah membuat tabel dan membagi gaji kita untuk pengeluaran tetap 50%, pengeluaran dinamis 20%, dan pengeluaran darurat 10%. Berarti masih ada 20% yang belum dipakai. Nah kita pakai 20% ini untuk tabungan supaya Anda bisa merencanakan masa depan.

Apa rencana Anda untuk masa depan?

Menikah? Membeli rumah? Ingin punya mobil? Membiayai sekolah anak? Itu semua membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kalau Anda tidak menabung dari sekarang, bisa dipastikan Anda tidak akan bisa meraih itu semua.

Untuk mengelola tabungan, sebaiknya Anda membuka rekening baru dan mengaktifkan fitur autodebit. Dengan begitu setiap kali gaji Anda turun, sebagian dari gaji tersebut langsung otomatis masuk ke rekening baru. Anda bisa mengatur sendiri berapa nominal yang otomatis akan terdebit ke rekening khusus tabungan tersebut.

Tetapi dana tabungan di rekening baru jangan didiamkan saja, karena selain terpotong biaya administrasi yang lumayan, nilainya pasti akan tergerus inflasi dalam jangka panjang. 15 juta yang Anda punya sekarang belum tentu bernilai 15 juta di 10 tahun mendatang. Di tahun ini mungkin Anda bisa membeli motor matic baru dengan harga 15 juta. Tapi 10 tahun kemudian Anda tidak bisa membeli motor matic baru di harga 15 juta. Harganya pasti sudah naik karena inflasi.

Selain itu jika Anda mengalami kecelakaan atau sakit, maka tidak mungkin membayar biaya rumah sakit dan obat-obatan hanya dengan tabungan yang didiamkan di rekening. Bahkan jika ditambah dengan dana darurat pun kemungkinan masih kurang karena dana darurat hanya 10% dari alokasi gaji.

Jadi bagaimana? Apakah ada cara untuk menambah pundi-pundi tabungan di rekening tetapi di saat yang sama juga menjamin ketersediaan dana besar saat kita sakit?

Ada. Yaitu asuransi dan investasi di saat yang bersamaan.

Mengelola Tabungan dengan Asuransi dan Investasi

Ambil buku catatan Anda lagi, atau buka aplikasi pencatat keuangan di smartphone Anda. Lalu buat tabel baru untuk tabungan, dan bagi tabel tersebut menjadi dua kolom. Satu untuk asuransi, dan satunya lagi untuk investasi.

Sudah? Ayo kita lanjut.

Karena kita masih punya alokasi 20% untuk tabungan, maka kita bisa membaginya lagi untuk asuransi dan investasi di mana masing-masing dijatah 10%.

Jika Anda sudah punya BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, bagus. Tapi sebaiknya Anda mengambil asuransi swasta juga karena premi BPJS tidak akan kembali jika tidak ada klaim. Dengan kata lain, kalau Anda tidak sakit maka Anda tidak bisa menarik kembali premi yang sudah Anda bayar. Sementara di luar sana ada banyak asuransi swasta yang mengembalikan premi yang sudah dibayar walaupun tidak ada klaim. Bahkan ada asuransi yang mengembalikan 100% premi yang sudah Anda bayar. Itu adalah salah satu keunggulan asuransi swasta dibanding BPJS.

Dengan demikian Anda tidak perlu khawatir lagi jika suatu saat Anda butuh dana besar ketika sakit. Dana darurat dan uang tabungan yang Anda kumpulkan tidak akan terkuras habis.

Jadi silahkan anggarkan dana 10% dari gaji untuk BPJS dan asuransi swasta ini, lalu catat di buku keuangan Anda. Aktifkan juga fitur autodebet dari rekening baru khusus tabungan untuk membayar preminya.

Tapi jika pengeluaran untuk BPJS dan asuransi swasta melebihi 10%, maka Anda bisa cukup dengan BPJS saja. Yang penting biaya untuk kesehatan Anda sudah terjamin.

Selanjutnya adalah mengalokasikan 10% gaji untuk investasi. Karena tujuan kita adalah tidak kehabisan uang sebelum akhir bulan, tapi di sisi lain tetap bisa menambah tabungan dari keuntungan investasi, maka jenis investasi yang kita pilih adalah investasi aset likuid.

Investasi aset likuid adalah jenis investasi yang bisa dicairkan kapan saja dan resikonya rendah. Contohnya adalah emas, saham, obligasi, reksa dana pasar uang, valuta asing, dan reksadana. Semua instrumen investasi ini bisa kita pantau harganya setiap hari, bahkan bisa diprediksi apakah trennya akan naik atau turun.

Secara sederhana, kita membeli aset likuid saat harganya rendah lalu menjualnya saat harganya naik. Memang bermain investasi tidak sesederhana itu dan Anda butuh belajar investasi secara lebih dalam dan rutin. Jika Anda takut mengalami kerugian, Anda bisa mengalokasikan 5% atau bahkan 3% saja di awal-awal, sisanya Anda diamkan di rekening tabungan saja. Baru ketika Anda sudah mulai menguasainya, Anda bisa mainkan 10% gaji Anda untuk investasi.

Enaknya lagi, kita bisa menarik semua investasi aset likuid ini ketika mengalami kondisi darurat dan dana darurat yang kita punya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan tersebut. Tapi karena sifatnya seperti itu, jangan tergoda mengambilnya untuk kebutuhan konsumtif ya, terutama di saat Anda meraup untung dari investasi. Ingat, Anda punya cita-cita di masa depan, baik itu menikah, membeli rumah dan mobil, atau membiayai kebutuhan pendidikan anak. Jangan lupakan itu.

Kesimpulan

Dengan pola dan kebiasaan di atas, bisa dipastikan gaji Anda tidak akan mampir saja lalu habis sebelum gajian lagi. Anda akan merasa cukup dengan gaji Anda, bahkan punya dana darurat, tabungan, asuransi, dan investasi di mana Anda bisa meraup keuntungan untuk masa depan yang lebih baik. Untuk Anda yang langsung skip ke sini untuk mencari solusinya, budayakan membaca secara utuh ya.

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang