Pengajuan Kredit Selalu Ditolak, Kenapa Ya?

Frans

Di saat ekonomi sedang susah namun di sisi lain kita juga punya kebutuhan mendesak, kita pasti pernah berpikir untuk mengajukan pinjaman ke bank. Apalagi dengan semakin majunya teknologi, pengajuan kredit menjadi semakin mudah dan bisa dilakukan secara online.

Masalahnya, meskipun proses pengajuannya semakin mudah, bukan berarti bank juga semakin mudah dalam menyetujui permohonan kredit, baik itu KPR maupun kredit lain. Nasabah pun menjadi bingung, karena seringkali bank tidak memberikan alasan yang jelas di balik penolakan tersebut. Hal ini menjadi misteri tersendiri bagi calon-calon debitur yang pernah ditolak oleh bank.

Bila Anda pernah mengalaminya juga, dan ingin mengetahui alasan rahasia di balik penolakan bank, baca terus artikel ini hingga tuntas.

Setidaknya ada 6 alasan mengapa bank menolak pengajuan kredit Anda.

1. Rasio Kredit Terlalu Besar

Sebelum menyetujui permohonan pinjaman, bank tentu saja akan menilai apakah Anda mampu membayar tagihan dengan lancar atau tidak. Bank menilai kemampuan Anda dari nominal gaji atau pendapatan bulanan terhadap nilai cicilan bulanan dari pinjaman yang Anda ajukan, atau dalam istilah perbankan disebut rasio kredit. Batas aman rasio kredit adalah 30% dari jumlah gaji atau pendapatan bulanan. Jika rasio kredit besar (lebih dari 30%), maka kecil kemungkinan pinjaman Anda akan disetujui oleh bank.

Bank sendiri pada umumnya menetapkan batasan minimum penghasilan bulanan di angka Rp 3 juta. Artinya jika penghasilan bulanan Anda masih di bawah Rp 3 juta, maka bank tidak akan memberikan pinjaman sama sekali. Meskipun demikian, kebijakan setiap bank mungkin berbeda-beda. Jadi pastikan terlebih dulu syarat minimal penghasilan di bank tempat Anda mengajukan pinjaman, lalu ajukan pinjaman yang rasionya tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan Anda.

2. Gagal Melakukan Verifikasi

Saat mengisi formulir permohonan, biasanya Anda diminta untuk mencantumkan kontak referensi. Kontak ini diperlukan oleh bank untuk mengecek keabsahan data yang Anda cantumkan.

Jika kontak referensi Anda susah dihubungi, atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan data yang Anda berikan, maka bank akan menganggap Anda tidak bisa dipercaya. Akibatnya pengajuan kredit Anda pun ditolak.

Jadi sebaiknya Anda memberitahu kontak referensi Anda bahwa mereka akan dihubungi oleh bank untuk keperluan verifikasi. Pastikan juga mereka selalu membawa dan mengaktifkan handphone agar tidak melewatkan telepon dari bank.

3. Dokumen Tidak Lengkap dan/atau Mencurigakan

Saat mengajukan permohonan pinjaman, pastikan Anda melengkapi semua dokumen dan persyaratan yang diminta. Formulir juga harus diisi dengan benar dan apa adanya. Hal ini penting dilakukan karena bank akan menganalisa setiap data dan dokumen yang Anda berikan.

Tetapi jangan sampai Anda memalsukan atau memanipulasi dokumen. Banyak orang yang berani memalsukan atau mengedit dokumen demi mendapatkan persetujuan dari bank untuk permohonan kreditnya. Contoh dokumen yang sering dimanipulasi adalah surat referensi kantor, keterangan penghasilan, dan slip gaji. 

Dalam bekerja, bank selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian. Mengingat dokumen bukti penghasilan berperan penting dalam pengambilan keputusan, maka bank selalu waspada dan berhati-hati terhadap pemalsuan dan manipulasi dokumen.

Jadi jika dokumen Anda terlihat mencurigakan karena adanya editing dan/atau bentuk manipulasi lainnya, bank akan langsung menolak pengajuan kredit Anda. Dokumen yang mencurigakan akan dianggap sebagai tipuan.



4. Riwayat Kredit Kurang Baik 

Saat permohonan kredit diajukan, bank akan segera mengecek riwayat kredit Anda, baik melalui OJK atau biro kredit berlisensi OJK. Dari situ bank akan mengetahui histori perkreditan Anda selama ini (atau yang juga disebut IDI Historis), termasuk di antaranya jumlah dan nilai pinjaman, lama dan nilai tunggakan masing-masing pinjaman, serta kolektabilitas atau skor kredit Anda. Semua data-data ini menunjukkan seberapa baik komitmen Anda dalam membayar pinjaman-pinjaman sebelumnya.

Jadi jika Anda memiliki riwayat kredit yang buruk karena pernah menunggak untuk waktu yang lama atau bahkan gagal bayar, maka kemungkinan besar pengajuan kartu kredit Anda akan ditolak.

5. Tidak Punya Riwayat Kredit Sama Sekali

Merasa riwayat kredit pasti baik karena tidak pernah punya pinjaman sebelumnya? Hmm, jangan kepedean dulu, karena bank juga akan menolak calon debitur yang tidak punya riwayat kredit sama sekali. Ibarat perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, pasti lebih memprioritaskan pelamar yang sudah punya pengalaman bekerja. Begitu juga dengan bank terhadap calon debiturnya.

Riwayat kredit yang buruk memang jadi nilai minus, tapi riwayat kredit itu sendiri adalah “portfolio” calon debitur. Jadi jika Anda mengajukan permohonan kredit tapi tidak punya riwayat kredit, itu sama dengan melamar pekerjaan tanpa portfolio.

Kalau begitu, jika ini adalah kredit pertama Anda, apa yang harus dilakukan supaya pengajuannya diterima?

Anda harus pandai-pandai mencari bank yang menyediakan akses pinjaman bagi calon debitur yang belum pernah memiliki riwayat kredit (unbanked atau underserved). Tidak semua perusahaan mencari karyawan berpengalaman, ada juga yang mencari fresh graduate. Begitu juga dengan bank, tidak semua bank mencari calon debitur yang sudah punya riwayat kredit. Jadi sering-seringlah mencari informasi dari berbagai bank.

Untuk calon debitur yang unbanked atau underserved ini (belum pernah punya riwayat kredit), bank akan menganalisa kelayakan kredit dari data-data non-perkreditan, seperti pembayaran listrik, telepon, air, TV kabel, dll. Dari situ bank akan menilai karakter dan profil Anda sebagai calon debitur.

6. Punya Pinjaman-pinjaman Lain yang Belum Lunas

Bank tidak menyukai calon debitur yang terlalu banyak memiliki pinjaman yang belum selesai, karena hal ini dianggap bisa menimbulkan potensi gagal bayar. Biasanya bank akan menolak permohonan pinjaman kepada calon debitur yang sudah punya dua atau tiga kredit berjalan.

Jadi jika Anda saat ini punya KPR dan kredit mobil yang masih berjalan, lalu Anda mengajukan permohonan KTA, kemungkinan besar pengajuan Anda akan ditolak. Tetapi sekali lagi, kebijakan antara bank satu dengan bank lainnya mungkin berbeda-beda.

Dengan memahami 6 alasan yang sering dirahasiakan oleh bank di atas, Anda dapat menghindari faktor-faktor yang menyebabkan penolakan permohonan kredit, sehingga di pengajuan berikutnya Anda lebih berpeluang untuk diterima. Dan apabila Anda membutuhkan bantuan untuk melunasi pinjaman-pinjaman yang menunggak, Anda dapat mengikuti program keringanan utang dari amalan. amalan siap membantu menyelesaikan masalah utang Anda dengan cepat, mudah, dan murah.


Sumber:

Blog Bank Mandiri

Blog HSBC

IdScore Pefindo

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang